konseling kesehatan di lingkungan kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Lingkungan
kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.” Lingkungan
kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk
dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika
pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut
akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja
dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi.
Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama
pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik
tempat pegawai bekerja.
Konseling sebagai proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Konseling
sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian
kesehatan klien di lingkungan kerja?
2.
Apa masalah-masalah yang muncul pada
konseling lingkungan kerja?
3.
Apa tujuan
konseling kesehatan di lingkungan kerja?
4.
Apa persyaratan kesehatan yang berhubungan dengan
lingkungan kerja perkantoran dan industri?
5. Apa ruang lingkup kesehatan lingkungan?
6.
Apa manfaat koselor dalam
konseling industri?
7.
Apa implikasi konseling kesehatan lingkungan kerja?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan penulisannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan klien di lingkungan kerja
2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul pada
konseling lingkungan kerja
3. Untuk mengetahui tujuan konseling kesehatan di lingkungan kerja
4. Untuk mengetahui persyaratan kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja
perkantoran dan industri
5. Untuk mengetahui ruang
lingkup kesehatan lingkungan
6. Untuk mengetahui manfaat koselor dalam konseling industri
7. Untuk mengetahui implikasi konseling
kesehatan lingkungan kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kesehatan Klien di Lingkungan Kerja
Kesehatan kerja adalah spesialisasi
dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik,
mental, maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit/gangguan kesehatan yang diakihatkan oleh faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta penyakit umum.
Kesehatan kerja adalah
hal yang sangat penting didalam dunia kerja khusus nya dunia industri yang
bergerak dibidang produksi, kesehatan kerja hendaknya dapat dipahami betapa
penting nya kesehatan kerja tersebut di dalam bekerja kesehariannya. Hal ini
memiliki kepentingan yang besar, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun
dikarenakan aturan perusahaan yang meminta untuk menjaga hal-hal tersebut dalam
rangka meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
Akan sulit membicarakan kesehatan
kerja tanpa membicarakan kesehatan lingkungan sebab hakikat dari kedua disiplin
ini adalah:
1.
Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga
kerja setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, maupun
pekerja lepas. Dengan demikian, hakikat kedua disiplin ini dimaksudkan untuk
kesejahteraan tenaga kerja.
2.
Sebagai alat untuk meningkatkan produksi melalui
efisiensi dan daya produktivitas manusia. Undang-undang kesehatan kerja ini
semakin penting diatur sejalan dengan semakin meningkatnya pembangunan di
segala bidang, khususnya di bidang industri yang memerlukan tenaga kerja yang
tidak saja terampil di bidangnya, tetapi juga mempunyai derajat kesehatan yang
baik.
Pengertian
Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi
lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat
kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
Jadi, konseling
kesehatan di lingkungan kerja adalah upaya pemberian bantuan yang dilakukan
konselor yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha preventif
dan kuratif, terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta penyakit umum.
B.
Masalah-masalah yang muncul pada
konseling lingkungan kerja
Masalah-masalah
yang muncul pada konseling kesehatan lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
1. Gaji kurang
Gaji kurang sering menjadi alasan karyawan untuk resign.
Sebagai manusia normal, adalah wajar bila tak mengenal istilah cukup/puas.
Apalagi berbagai kebutuhan hidup dengan harga-harga yang mencekik saat ini,
sangatlah wajar bila seseorang mengharapkan gaji yang lebih.
2. Tidak ada Bonus
Bonus bulanan, tahunan biasanya
diberikan oleh perusahaan-perusahaan tertentu yang mungkin ingin memberikan
reward bagi karyawan sesuai dengan kinerjanya dan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Hal ini biasanya bukan merupakan tanggung jawab suatu perusahaan,
kecuali dari awal sudah tercantum dalam surat perjanjian kerja. Namun demikian,
masih sering terdengar keluhan mengenai ketiadaan bonus, apalagi bila pada
jaman sebelumnya pernah ada acara pemberian bonus.
3. Tidak ada business trip ke
luar negeri, tidak ada training untuk menambah skill, tidak ada company
outing
Tidak ada business trip ke luar negeri, tidak ada training
untuk menambah skill, tidak ada company outing adalah beberapa keluhan yang
juga menjadi masalah di tempat kerja. Hal itu bagi perusahaan yang sedari awal
menjanjikannya atau pernah mengadakannya memang menjadi harapan tertentu bagi
karyawan. Namun bila ternyata setelah berjalan sekian tahun dan peluang untuk
hal itu ternyata cukup kecil, maka harap bersabar dulu. Biasanya memang program
demikian ditujukan bagi jabatan atau posisi tertentu dalam perusahaan. Kecuali
untuk company outing, biasanya dilakukan beramai-ramai dan itu pun tergantung
pada kondisi keuangan perusahaan.
4. Atasan yang Otoriter
Atasan model ini berpotensi besar
bikin kita tertekan batin. Atasan galak ditambah pula dengan sikapnya yang
kurang menghargai pendapat bawahan dan menganggap bawahan selalu jadi pihak
yang salah dalam setiap situasi.
5. Atasan yang tidak perhatian
Dibanding bos yang otoriter, mungkin bisa lebih baik dengan
model bos yang tidak perhatian . Namun ada kalanya kita sudah berusaha
semaksimal mungkin dengan prestasi kerja segemilang mungkin, namun bos tidak
peduli dan tidak pernah memberikan reward apapun atau sekedar memuji.
6. Rekan kerja tidak menghargai
Masalah ini sedikit banyak tentu
akan mengganggu kinerja kamu. Bila hanya satu dua orang saja yang tidak
asyik/tidak menghargai, mungkin kamu masih bisa cuek dengan hal tersebut.
7. Rekan kerja suka menjatuhkan
Tidak dapat dipungkiri, politik di
dunia kerja memang kadang kejam, kadang untuk mencapai suatu maksud dan tujuan,
seseorang tak sungkan-sungkan menghalalkan berbagai cara, sampai cara-cara yang
tidak manusiawi sekalipun. Salah satunya adalah menjatuhkan rekan di depan
atasan untuk membuat dirinya menjadi yang terbaik, mencuri ide-ide brilianmu
dan mengklaim itu idenya.
8. Pekerjaan Overload
Pekerjaan overload atau melebihi
kapasitas yang membuatmu sering terpaksa jadi sukarelawan dengan membawa pulang
pekerjaan ke rumah. Bila terjadi pada hari-hari tertentu mungkin bisa diterima,
9. Pekerjaan nggak sesuai minat
Tuhan menciptakan setiap orang
dengan minat dan bakat yang berbeda tentu ada maksudnya, agar bisa
diaplikasikan dengan baik sesuai dengan bakatnya itu. Namun, kadang kita tidak
menyadari apa yang sebenarnya bakat dan minat kita. Sehingga, memilih karir dan
pekerjaan yang kurang tepat dan kita pun kurang menikmati pekerjaan tersebut.
C.
Tujuan konseling kesehatan di lingkungan kerja
Tujuan
Peminatan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja :
1.
Memiliki landasan teoritis maupun terapan yang memadai
untuk menjawab berbagai tantangan pembangunan dan pelayanan kesehatan
masyarakat umumnya dan khususnya masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan
kerja masyarakat di wilayah bercirikan ekosistem Kepulauan Tropis Semi Ringkai.
2.
Mampu menyusun dan atau mengadopsi berbagai rancangan/
desain pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat umumnya dan khususnya
dalam bidang kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja masyarakat sesuai potensi
sumberdaya lokal di wilayah bercirikan ekosistem Kepulauan Tropis Semi Ringkai.
3.
Mampu dan mandiri dalam mencari dan menyajikan
alternatif pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara terpadu dan
multidisipliner, khususnya dalam bidang kesehatan lingkungan dan kesehatan
kerjai di wilayah Kepulauan Tropis Semi Ringkai.
4.
Antisipatif dan tanggap terhadap berbagai perubahan
pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat positif maupun
negatif.
Menurut permen tenaga kerja dan transmigrasi RI No. 03/MEN/1982 tentang
pelayanan di perusahaan adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan
:
1.
Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan
tenaga kerja
2.
Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja
3.
Meningkatkan kesehatan
4.
Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
bagi tenaga kerja yang menderita sakit
Jadi tujuan utama kesehatan kerja (Soekidjo N.
1997) adalah :
1.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan
akibat kerja
2.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi kerja
3.
Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas
tenaga kerja
4.
Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan
serta kenikmatan kerja
5.
Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan
agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan
tersebut
6.
Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang
mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan
Dalam GBHN Tap. No. II/MPR/1983 digariskan mengenai tujuan Higiene
perusahaan dan kesehatan kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat
dan produktif melalui:
1. Pemeliharaan
dan peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja
2. Penyerasian
tenaga kerja terhadap teknologi dan pekerjaannya
3. Bimbingan
terapan teknologi pengendalian dalam hal pengaruh faktor-faktor fisik dan kimia
kepada tenaga kerja kepada tenaga kerja di tempat kerja
4. Penggunaan
pemonitoring biomedis
5. Penerapan
tata dan sistem kerja
Jadi tujuan konseling
dilingkungan kerja adalah untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan.
Kesehatan mental yang baik berarti bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka
sendiri, baik terhadap orang lain dan sanggup memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan
lainnya konseling lingkungan kerja ini adalah membantu karyawan untuk mengatasi
masalahnya maka prestasi kerja harus diperbaiki, sebab karyawan untuk mengatasi
masalahnya, maka prestasi kerja harus diperbaiki dengan cara lainnya.
D.
Persyaratan Kesehatan yang
Berhubungan Dengan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri
1.
Air Bersih
Kualitas
air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia,
mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum
apabila dimasak.
2.
Udara Ruangan
Suhu dan kelembaban yang
ditetapkan utuk area perkantoran adalah
a.
Suhu : 18 – 28 derajat C
b.
Kelembaban : 40 % - 60 %
c.
Debu dikontrol dengan selalu
dipel dengan kain basah atau vacuum pump
d.
Pertukaran Udara dengan cara
menggunakan AC atau ventilasi minimal 15% dari luas lantai
e.
Gas pencemar, tidak boleh
melebihi konsentrasi maksimum
f.
Mikroba, angka kuman dalam
udara tidak melebihi batas
3.
Limbah
a.
Limbah padat / sampah
Setiap
perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang kuat.
b.
Limbah cair
Kualitas
efluen harus memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat
mengalir dengan lancar dan tidak menimbulkan bau. Semua limbah cair harus
dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan minimal dengan
tengki septik.
4.
Pencahayaan Di Ruangan
Persyaratan Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.
5.
Kebisingan Di Ruangan
Tingkat kebisingan di ruang
kerja maksimal 85 dBA
6.
Getaran Di Ruangan
Tingkat
getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan harus memenuhi syarat
No. frekuensi tingkat getaran maksimal(dalam mikron = 10 –6 M)
7.
Radiasi Di Ruangan
Persyaratan
tingkat radiasi medan listrik dan medan magnit listrik di tempat kerja adalah sebagai berikut :
a.
Medan listrik :
1)
Sepanjang hari kerja :
maksimal 10 kV/m.
2)
Waktu singkat sampai dengan
2 jam per hari maksimal 30 kV/m.
b.
Medan magnit listrik :
1)
Sepanjang hari kerja :
maksimal 0,5 mT (mili Tesla).
2)
Waktu singkat sampai dengan
2 jam per hari : 5 mT
8.
Vektor Penyakit
Serangga
penular penyakit vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara
penular berbagai penyakit tertentu (misalnya serangga).
a.
Indeks lalat : maksimal 8
ekor/fly grill (100 x 100 cm) dalam pengukuran 30 menit.
b.
Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20
cm) dalam pengukuran 24 jam.
c.
Indeks nyamuk Aedes aegypti
: container indeks tidak melebihi 5%.
d.
Tikus :Setiap ruang kantor
harus bebas tikus.
9.
Ruang Dan Bangunan
Bangunan
harus kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan
kecelakaan. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan
rata,bersih dan tidak licin.
10. Toilet
Toilet
karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria. Setiap kantor harus
memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan.
11. Instalasi
Instalasi
listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus
dapat menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Bangunan
kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari bangunan lain
disekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir.
Untuk
menjalani semua itu maka pemerintah telah menerbitkan undang-undang no 1 tahun
1970 tentang keselamatan kerja, yaitu :
1.
mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2.
mencegah, mengurangi, dan memadamkan
kebakaran.
3.
mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4.
memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang
berbahaya.
5.
memberikan pertolongan pada kecelakaan.
6.
memberi alat-alat perlindungan diri pada
para pekerja.
7.
mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
8.
mencegah dan mengendalikan timbulnya
penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan
penularan.
9.
memperoleh penerangan yang cukup dan
sesuai.
10. menyelenggarakan
suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. menyelenggarakan
penyegaran udara yang cukup.
12. memelihara
kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
13. memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
14. mengamankan
dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
15. mengamankan
dan memelihara segala jenis bangunan.
16. mengamankan
dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.
17. mencegah
terkena aliran listrik yang berbahaya.
18. menyesuaikan
dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
E. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
(Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal
Pasca bencana.
F.
Manfaat Koselor dalam
konseling Industri
Buruh
dan karyawan adalah makhluk sosial yang menjadi bagian dari suatu kelompok
kerja dan tim kerja tertentu. Jika dia tidak sanggup bekerjasama secara
kooperatif dengan teman sejawatnya, betapapun tinggi kemampuan teknis dan
kemampuan intelektualnya, pastilah dia tidak akan betah bekerja di tempat itu
dan tidak mampu bekerja dengan maksimal.
Untuk
itu konselor diperlukan dalam dunia industri untuk mengatasi permasalahan yang
di hadapi oleh karyawan atau para buruh agar mampu mengoptimalkan
potensinya dalam bekerja. Tidak hanya itu, konselor juga diharapkan
dapat membantu para pemimpin ataupun manejer dalam industri dalam
menangani masalah atau kondisi serta kesejahteraan karyawan atau buruh. Kemudian,
menangani karyawan atau buruh yang tampak tidak disiplin, tidak bersemangat,
dan tidak berminat dalam pekerjaannya. Hal inilah yang perlu diatasi oleh
konselor di suatu industri atau perusahaan.
G.
Implikasi Konseling Kesehatan Lingkungan Kerja
Bimbingan
dan konseling bertujuan untuk memberikan pelayanan yang memberikan bantuan,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier. Implikasi
bimbingan dan konseling terhadap penyesuaian kerja, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.
Konselor perlu membuat
beberapa penilaian, keterampilan, dan kemampuan, serta
kebutuhan dan nilai-nilai konseli. Hal ini dapat dilakukan
dengan mendiskusikan secara rinci beberapa aspek pekerjaan
yang ada pada saat ini.
2.
Konselor memberikan layanan
bimbingan klasikal tentang pemilihan karier penilaian, keterampilan, dan
kemampuan, serta kebutuhan dan nilai-nilai konseli.
3.
Konselor diharapkan dapat membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
4.
Konselor dapat membantu konseli
untuk dapat memahami nilai-nilai dan kebutuhan individu agar sesuai dengan
tuntutan pekerjaannya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di
atas dapat kami simpulkan bahwa konseling
kesehatan di lingkungan kerja adalah upaya pemberian bantuan yang dilakukan
konselor yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha preventif
dan kuratif, terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta penyakit umum.
Tujuan konseling dilingkungan kerja adalah untuk memperbaiki kesehatan
mental karyawan. Kesehatan mental yang baik berarti bahwa orang-orang merasa
nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang lain dan sanggup memenuhi
kebutuhan hidup. Tujuan lainnya konseling lingkungan kerja ini adalah membantu
karyawan untuk mengatasi masalahnya maka prestasi kerja harus diperbaiki, sebab
karyawan untuk mengatasi masalahnya, maka prestasi kerja harus diperbaiki
dengan cara lainnya.
B.
SARAN
Pada
konseling kesehatan klien di lingkungan
kerja ini
dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang akan terjadi di lingkungan kerja. Untuk itu seorang pendidik harus
mengerti dan memahami apa saja tujuan dan fungsinya dalam pemberian layanan
konseling kesehatan di lingkungan kerja.
KEPUSTAKAAN
Ariz
laziale. 2010. Kesehatan kerja. (online), http://ariz-laziale.blogspot.com/2010/04/kesehatan-kerja.html.
diakses 14 Mei 2015.
Edo
rahdytia. 2013. Tujuan utama kesehatan kerja. (online), http://edorahditya.blogspot.com/2013/03/tujuan-utama-kesehatan-kerja-menurut.html.
diakses 14 Mei 2015.
Indonesian
publichealth. 2014. Pengertian kesehatan lingkungan. (online), http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/pengertian-kesehatan-lingkungan.html.
diaksese 14 Mei 2015.
Prayitno.
1997. Layanan Konseling Untuk Para Pekerja. Padang: IKIP Padang
YouTube Channel: A Tutorial for Streaming In VR
BalasHapusYouTube Channel: A Tutorial for Streaming In VR by D'Angelo Brown Aug 3, 2019 · Uploaded by YouTubeChannel VR · 0 views · 0 comments youtube to mp3 converter samsung · 0 faves · 965 views.