KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang dengan rahmat dan karunia-Nya makalah “Teori-teori konseling karir Teori Pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller)” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam
tidak lupa penulis hadiahkan kepada arwah junjungan alam yakni Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliyah ke alam yang
berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Konseling Karir.Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini
penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini, semoga Allah SWT memberikan balasan atas bantuanya, serta semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi kita semua.
Padang,
Desember 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C.
Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.
Konsep-Konsep
Dasar Teori Pengambilan Keputusan Karir (Teori Tiedeman-Miller) 3
B.
Karakteristik Teori........................................................................................... 4
C.
Kekuatan dan Kelemahan............................................................................. 13
D.
Penerapan
dalam Pelayanan BK.................................................................... 13
BAB III PENUTUP............................................................................................ 14
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 14
B.
Saran.............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan
karir merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di
sekolah-sekolah dan juga suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap
individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk
kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu
keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan
dirinya. Istilah karir mencakup pada sifat developmental dari pengambilan
keputusan sebagai suatu proses yang berlangsung seumur hidup.
Konsep
karir mencakup rentang waktu yang lebih panjang daripada pilihan okupasional
(occupational choice).Konsep karir menjangkau aktivitas pravokasional seperti
pilihan sekolah dan jurusan.Di era globalisasi seperti saat ini bimbingan karir
sangatlah diperlukan bagi semua orang khususnya bagi para peserta didik.
Contohnya, sering kali para siswa kebingungan dalam memilih suatu jurusan di SMA,
penyebabnya tidak lain karena ia tidak paham betul dengan minat dan potensi
yang ia miliki. Selain itu faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi seseorang
dalam mengambil suatu keputusan karir.Misalnya, seorang siswa sering merasa
dirinya salah dalam memilih suatu jurusan. Hal tersebut disebabkan karena ia
ikut-ikutan sama teman-temannya dalam
memilih jurusan dan juga bisa karena dorongan dari orang tuanya.
Untuk mengetahui bagaimana karir itu terjadi dan bagaimana karir itu
berkembang maka diperlukanlah pemahaman terhadap teori karir. Salah
satu teori tentang karir adalah teori pengambilan keputusan karir
(Tiedeman-Miller).Berdasarkan asumsi terhadap masalah tersebut, jelaslah sudah
bahwa bimbingan karir sangatlah diperlukan bagi semua orang agar tidak
kebingungan dalam mengambil keputusan karir.Untuk itulahpenulis membahas salah satu
teori pengambilan keputusan karir (Tiedeman-Miller) ini, karena kami anggap
teori ini sangatlah penting dalam perkembangan karir seseorang. Lebih lanjut
akanpenulis bahas secara riil
dalam pembahasan.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.
Bagaimana konsep dasar teori pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller)?
2.
Bagaimana karakteristik teori pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller)?
3.
Apa saja kekuatan dan kelemahan teori pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller)?
4.
Bagaimana penerapan teori pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller) dalam pelayanan
konseling di sekolah dan luar sekolah?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini disusun dengan
tujuan:
1.
Untuk mengetahui konsep dasar teori pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller).
2.
Mengetahui karakteristik teori pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller).
3.
Mengetahui kekuatan dan kelemahan teori pengambilan keputusan karir
(teori Tiedeman-Miller).
4.
Mengetahui bagaimana penerapan teori pengambilan keputusan karir (teori Tiedeman-Miller) dalam pelayanan
konseling di sekolah dan luar sekolah.
D.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep-Konsep
Dasar Teori Pengambilan Keputusan Karir (Teori Tiedeman-Miller)
Konsep kunci Tiedeman dalam
pendekatan konselingnya terhadap perkembangan karir adalah self-development
dalam pengertian yang luas. Fokus utamanya adalah perkembangan kognitif total
individu dan proses pembuatan keputusan yang dihasilkannya. Menurut Tiedeman,
perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan kognitif secara umum
ketika individu mengatasi krisis egonya yang relevan. Dia yakin bahwa
perkembangan identitas ego merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
perkembangan karir.
Dengan singkat,
Tiedeman dan O’hara menyatakan bahwa perkembangan karir sebagai fungsi dari perkembangan karir itu sendiri, dapat
dibedakan dan secara komprehensif. Memunculkan gagasan yang kritis dari dalam diri meliputi
situasi dan factor social seperti halnya pemenuhan faktor biologis. Individu terlihat sebagai satu
kesatuan yang selalu mengalami perkembangan dan pengambilan keputusan berdasar
masa lalu, misalnya: lulusan/alumni dari sekolah/perguruan tinggi mana, sudah
menikah/belum dan waktu yang dimiliki.
Seperti halnya teori perkembangan
O’hara and Tiedeman “The decision-making process involves anticipation,
implementation, and adjustment. The system describes anticipation in terms of
the following sequence of events: exploration, crystallization, choice,
clarification, induction, reformation, and incubation”. Dari tahapan
keseluruhan tersebut termasuk karakteristik dalam pengambilan keputusan karir
oleh individu tentang lapangan pekerjaan, diikuti oleh peluang pekerjaan di
lapangan, perusahaan yang menjadi pekerja berdasarkan keuntungan, kerugian dan
nilai-nilai hubungan.
Akhirnya dalam pengambilan keputusan karir, individu
mencapai suatu titik yang oleh Tiedeman disebut differentiation dan integration. Diferensiasi adalah proses
mengevaluasi self atau self-in-world melalui pengidentifikasian dan studi
tentang berbagai aspek okupasi. Proses ini kompleks dan unik untuk
masing-masing individu, tergantung pada potensi biologis dan struktur social
lingkungannya. Pada saat struktur kognitif individu berkembang, dorongan untuk
mencapai diferensiasi pun terbentuk, secara fisiologis ataupun
psikologis.Aktivitas dalam lingkungan individu, termasuk pendidikan formal,
memberikan stimulasi eksternal.
Salah satu tujuan utama diferensiasi
adalah untuk mengatasi krisis trust-mistrust yang terkait dengan dunia kerja.
Tiedeman dan O’Hara berasumsi bahwa masyarakat dan individu senantiasa berusaha
ke arah satu tujuan yang sama: untuk saling memberikan apa itu makna pada
masng-masing individu yang lain. Pada esensinya, individu berusaha untuk
berintegrasi ke dalam masyarakat khususnya di dalam suatu karir untuk
mendapatkan penerimaan oleh para anggota bidang karir tersebut namun tetap
mempertahankan sebagian dari individualitasnya. Jika keunikan individu
memperoleh kesesuaian dengan keunikan dunia kerja, integrasi, sintesis,
keberhasilan, dan kepuasan akan menyertainya. Menurut Tiedeman, teori pemilihan
okupasi dan perkembangan vokasional belum mengeksplorasi bagaimana proses
evolusi diferensiasi dan integrasi dapat diaplikasikan pada perkembangan karir.
Oleh karena itu, Tiedeman telah mengkonseptualisasikan sebuah pola atau
paradigma problem solving sebagai mekanisme pembuatan keputusan karir.
O’Hara dan A. W. Miller menekankan
prinsip-prinsip belajar sebagai dasar untuk keputusan vokasional yang efektif.
O’Hara mengemukakan bahwa perkembangan karir pada dasarnya merupakan sebuah
proses belajar. Karena proses pembuatan keputusan melibatkan apa yang sudah
dipelajari oleh individu tentang karir, maka tingkat belajarnya itu akan
menentukan keefektifan pilihan-pilihannya. Menurut O’Hara, tujuan vokasional
akan terumuskan dengan baik apabila persyaratan-persyaratan pendidikan akademik
terkait erat dengan persyaratan vokasional.
Dalam hal-hal tertentu, individu
sebaiknya belajar mengeksplorasi dunia kerja dengan mempelajari kosa kata dan
symbol-simbol okupasional yang menandai produk-produk atau pekerjaan tertentu.
Dengan cara ini, individu dapat belajar membeda-bedakan dan mengintegrasikan
berbagai informasi okupasional. Menurut O’Hara, pengenalan terhadap terminology
dan orientasi okupasional akan lebih menjamin terbentuknya respon-respon
vokasional yang memadai.
B.
Karakteristik
Teori
Dalam teorinya David V. Tiedeman
(Sukardi, 1987: 89) mengemukakan bahwa keputusan untuk memilih pekerjaan,
jabatan atau karir tertentu merupakan suatu rentetan akibat dari
keputusan-keputusan yang dibuat individu pada tahap-tahap kehidupannya di masa
lalu.
Pembuatan
keputusan menurut David V. Tiedeman dibagi menjadi dua periode, yaitu periode
antisipasi (anticipation) dan periode implementasi (implementation).Kedua
periode ini merupakan inti dari suatu perkembangan karir.Perkembangan pekerjaan
itu diorientasikan dari keputusan mengenai sekolah, kerja dan kehidupannya.
1.
Periode Antisipasi (The Period of Anticipation) Tiedeman dan
O‟Hara
(Sharf, 1992: 307) membagi
antisipasi dalam membuat keputusan karir menjadi empat proses, yaitu
eksplorasi, kristalisasi, pemilihan, dan klarifikasi. Miller dan Tiedeman
(1989) menegaskan bahwa tahapan tersebut sebagai panduan (guideline) dalam
mengantisipasi suatu keputusan.
a)
Eksplorasi
Eksplorasi yang dimaksud adalah
penjelajahan terhadap kemungkinan alternatif keputusan yang akan diambil.
Melalui eksplorasi ini, individu mengetahui dengan jelas konsekuensi apa yang
akan dialami jika mengambil keputusannya tersebut.
b)
Kristalisasi
Tiedeman dan O‟Hara (Sharf, 1992:
308) berasumsi bahwa kristalisasi merupakan sebuah stabilisasi dari
representasi berpikir.Pada tahap ini, pemikiran dan perasaan mulai terpadu dan
teratur. Keyakinan atas pilihan yang akan diambil menguat. Definisi tentang
alternatif pilihan semakin jelas.
c)
Pemilihan
Sama halnya dengan perkembangan
kristalisasi, proses pemilihan pun terjadi. Masalah-masalah individu
berorientasi kepada tujuan yang relevan, yaitu individu mulai mengorganisir
dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai pilihan karir masa depan.
Sehingga pada tahap ini individu percaya atas pilihannya.
d)
Klarifikasi
Ketika seorang induvidu membuat
keputusan lalu melakukannya, mungkin dalam perjalanannya ada yang lancar
mungkin ada yang mempertanyakan seharusnya individu tersebut melakukan
eksplorasi kembali, kristalisasi, lalu melakukan pemilihan alternatif kembali
dan seterusnya.
2.
Periode Implementasi dan Penyesuaian (The Period of
Implementation and Adjustment)
Periode implementasi dan penyesuaian
ini oleh David V. Tiedeman digolongkan menjadi tiga tahap, yaitu: tahap induksi
(induction), tahap transisi (transitition), dan tahap mempertahankan
(maintenance).
a)
Tahap Induksi
Tahap ini terjadi atau dimulai dari
pengalaman dan kesimpulan yang diteliti.Individu mengorganisir karir dari
tujuan individu ke dalam interaksi yang berhubungan dengan masyarakat (misalnya
melanjutkan sekolah atau pekerjaan).Selama tahap ini, individu mengutamakan
hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah dicapainya.Akhirnya pada tahap
ini tujuan dan sejumlah alternatif menjadi suatu bagian. Dalam arti lain,
tujuan individu dan dunia kerja berasimilasi dengan posisinya sebagai salah
satu aspek yang memungkinkan mendorongnya untuk berhasil.
b)
Tahap Transisi
Dalam tahap ini, orientasi yang
diutamakan adalah disesuaikan kepada penetapan tujuan karir yang diambilnya.
Walaupun telah diperoleh kepercayaan bahwa seseorang akan berhasil terhadap
pembuatan keputusan karirnya, akan tetapi seorang individu masih mengalami
tahap transisi berbagai keputusan yang telah diambilnya, yaitu adanya berbagai
kemungkinan bahwa individu akan menyimpang arah.
c)
Tahap Mempertahankan
Pada tahap mempertahankan, individu
memelihara kaputusan karir yang telah diambilnya. Prospek terhadap segala
usahanya telah menuju kepada status di masa mendatang dan seterusnya akan
berkembang menjadi pembinaan karir.
Tahapan perkembangan karir parallel
dengan tahapan perkembangan menurut orientasi teori Erikson (dalam Yanthy
Shameer: 2012)
yang terdiri dari delapan krisis psikososial sebagai berikut: (1) trust, (2)
autonomy, (3) initiative, (4) industry, (5) identity, (6) intimacy, (7)
generativity, dan (8) ego integrity. Self-in-situation, self-in-world, dan
orientasi kerja berkembang pada saat individu mengatasi krisis psikososial
dalam kehidupannya.Ketika ego identity berkembang, kemungkinan-kemungkinan
pembuatan keputusan karir yang relevan juga berkembang.
Paradigma tersebut mencakup empat
aspek antisipasi atau preokupasi (exploration, crystallization, choice, dan
clarification) dan tiga aspek implementasi atau penyesuaian (induction,
reformation, dan integration), yang dirangkum dalam table 1 berikut ini.
Tabel 1. Aspek Antisipasi, Preokupasi, Implementasi, dan Penyesuaian
Aspek
Antisipasi atau Preokupasi
|
Karakteristik
|
Aspek
Implementasi
|
Karakteristik
|
Eksplorasi
|
·
Berpikir agak temporer dan induktif.
·
Kemungkinan tindakan dipertimbangkan berulang-ulang.
·
Melalui imaginasi, individu mengalami berbagai aktivitas
dengan mengaitkan perasaan self dalam struktur atau premis tertentu.
·
Melalui proyeksi, individu mencari tujuan-tujuan tentatif.
·
Terdapat fokus pada perilaku masa depan dengan beberapa
alternatif tindakan.
·
Merefleksikan aspirasi, kemampuan, minat, dan implikasi
sosial di masa depan yang terkait dengan pilihan karir.
|
Induksi
|
·
Dalam periode ini dimulai pengalaman interaksi sosial dan
identifikasi karir.
·
Lebih jauh mengidentifikasi self dan mempertahankan self
dalam sistem sosial karir.
·
Pada saat mengalami penerimaan dalam karir, bagian dari
self berpadu dengan kelompok penerima.
·
Terdapat kemajuan dalam pencapaian tujuan individu tetapi
dalam kerangka totalitas karir dengan tujuan sosialnya.
|
Kristalisasi
|
·
Asesmen terhadap berbagai alternatif terus dilakukan.
·
Mempertimbangkan beberapa alternatif.
·
Muncul beberapa alternatif pilihan.
·
Pilihan-pilihan tentatif mungkin direevaluasi dalam proses
penilaian dan pengurutan.
·
Tujuan menjadi lebih pasti dan terbentuk tetapi ada
kemungkinan untuk diubah.
·
Terdapat langkah yang pasti menuju stabilitas pemikiran.
|
Reformasi
|
·
Kelompok karir memberikan pengakuan dan penerimaan sebagai
anggota kelompok.
·
Terdapat ketegasan di pihak individu di dalam maupun di
luar kelompok karir, yang diperkuat oleh kondisi baru.
·
Terdapat tindakan asertif dalam bentuk upaya meyakinkan orang
lain agar menyesuaikan dengan pandangan diri individu dan ke arah penerimaan
yang lebih baik terhadap tujuan yang sudah dimodifikasi.
|
Pilihan
|
·
Memilih satu tujuan yang pasti.
·
Terfokus pada perilaku tertentu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
|
Integrasi
|
·
Kompromi dalam tujuan dapat dicapai oleh individu pada
saat dia berinteraksi dengan kelompok karir.
·
Objektivitas self dan kelompok karir diperoleh.
·
Terjadi identifikasi terhadap seorang anggota kelompok
karir.
·
Kepuasan dengan suatu tindakan tercapai,
sekurang-kurangnya untuk sementara.
|
Klarifikasi
|
·
Periode ini ditandai dengan klarifikasi lebih lanjut
tentang self dalam posisi yang dipilih.
·
Pertimbangan lebih lanjut tentang posisi yang diantisipasi
mengurangi keraguan terhadap keputusan karir.
·
Keyakinan yang lebih kuat terhadap keputusan karir
dikembangkan.
·
Ini mengakhiri tahap antisipasi atau preokupasi.
|
-
|
-
|
Adapted from Tiedeman and O’hara, 1963
(dalam Yanthy Shameer: 2012)
Dari table diatas dijelaskan bahwa
dalam teorinya Tiedeman mengemukakan suatu keputusan untuk memilih suatu
pekerjaan tertentu, merupakan suatu
proses yang berkesinambungan, terjadi titik-titik keputusan penting bila
individu-individu menghadapi seleksi masuk pekerjaan untuk pertama kalinya
perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau perubahan dalam rencana-rencana
pendidikan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil individu pada
tahap-tahap kehidupannya terdahulu.
Pengambilan keputusan sangat erat
kaitannya dengan periode antisipasi dan periode implementasi, dan kedua periode
ini merupakan inti dari suatu perkembangan pekerjaan.Keputusan yang telah
ditetapkan individu terhadap suatu lapangan kerja memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap keharmonisan hidupnya baik sebagai individu maupun anggota
masyarakat.
Menurut D.Tiedeman, pengambilan
keputusan dibagi menjadi dua periode, yaitu periode antisipasi dan
implementasi.
1.
Periode Antisipasi
Dalam periode antisipasi ini adalah
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap eksplorasi, kristalisasi.
a.
Tahap eksplorasi
Berpikir agak temporer dan
induktif.Kemungkinan tindakandipertimbangkan berulang-ulang.Melalui imaginasi,
individu mengalami berbagai aktivitas dengan mengaitkan perasaan self dalam
struktur atau premis tertentu.Melalui proyeksi, individu mencari tujuan-tujuan
tentatif.Terdapat fokus pada perilaku masa depan dengan beberapa
alternative tindakan.Merefleksikan
aspirasi, kemampuan, minat, dan implikasi sosial di masa depan yang terkait
dengan pilihan karir.Dalam tahap eksplorasi sejumlah perbedaan alternative atau
kemungkinan tujuan dipertimbangkan.
Berbagai kemungkinan yang akan
dicapai digabung-gabungkan dan dipertimbangkan untuk menetapkan atau memutuskan
suatu pilihan. Sejumlah alternative tujuan dijadikan suatu bidang untuk
dipilih.Pada tahap ini individu mencoba untuk mengadakan penilaian diri
berkaitan dengan berbagai alternative yang diperkirakan bisa dicapai untuk
mencapai tujuan.Pada tahap ini merupakan penjelajahan untuk mencari dan
mengumpulkan berbagai data dan informasi. Contoh: Siswa Sekolah Menengah
pertama termasuk remaja awal masa 9 s/d 11 tahun dapat mengambil keputusan
karir untuk menentukan sekolah lanjutan Atas (SMA) atau Sekolah Kejuruan (SMK)
b.
Tahap Kristalisasi
Asesmen terhadap berbagai alternatif
terus dilakukan.Mempertimbangkan beberapa alternatif.Muncul beberapa alternatif
pilihan.Pilihan-pilihan tentatif mungkin direevaluasi dalam proses penilaian
dan pengurutan.Tujuan menjadi lebih pasti dan terbentuk tetapi ada kemungkinan
untuk diubah. Terdapat langkah yang pasti menuju stabilitas pemikiran. Stabilnya
pemikiran yaitu dengan penilaian diri dari berbagai kemungkinan, maka
terjadilah suatu pola dalam bentuk alternative dan segala konsekwensinya
disebut kristalisasi.
Pertimbangan yang bermanfaat atau
tidak bermanfaat, kerugian dan nilai dari tiap-tiap alternative, mengakibatkan
timbulnya kristalisasi.Pada tahap ini segala alternative kemungkinan pekerjaan
yang dicapai sudah cukup jelas. Contoh: pengambilan keputusan karir pada masa awal
remaja berumur 9 s/d 11 tahun.
c.
Tahap Pemilihan
Memilih satu tujuan yang pasti.
Terfokus pada perilaku tertentu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Tahap pemilihan akan berlangsung dengan stabilnya
kristalisasi. Masalah-asalah individu yang berorientasi ke tujuan yang relevan,
yaitu individu mulai mengorganisasi dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap
berbagai pilihan untuk masa datang. Tahap ini adalah tahap pilihan atau keputusan akan datang
lebih cepat. Contoh: pemilihan keputusan karir pada masa remaja akhir (berumur
16 sampai 17 tahun) untuk menentukan karir masa depan individu.
d.
Tahap Klarifikasi
Periode ini ditandai dengan klarifikasi
lebih lanjut tentang self dalam posisi yang dipilih.Pertimbangan lebih lanjut
tentang posisi yang diantisipasi mengurangi keraguan terhadap keputusan karir.
Keyakinan yang lebih kuat terhadap keputusan karir dikembangkan. Ini mengakhiri
tahap antisipasi atau preokupasi. Dalam tahap ini individu meneliti kesempatan
yang lebih luas dan mendalam, sehingga tahap ini mengemukakan sesuatu (dalam
khayalan) yang lebih baik dan sempurna untuk masa mendatang, sehingga
menghasilkan kemampuan bertindak yang nyata dan terarah. Contoh: siswa SMA sudah bisa
mengambil keputusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja.
2.
Implementasi dan Penyesuaian
Periode implementasi dan penyesuaian
ini digolongkan menjadi tiga tahap, yaitu: tahap induksi, tahap transisi dan
tahap mempertahankan atau memelihara.
a.
Tahap Induksi
Dalam periode ini dimulai pengalaman
interaksi sosial dan identifikasi karir.Lebih jauh mengidentifikasi self dan
mempertahankan self dalam sistem sosial karir.Pada saat mengalami penerimaan
dalam karir, bagian dari self berpadu dengan kelompok penerima.Terdapat
kemajuan dalam pencapaian tujuan individu tetapi dalam kerangka totalitas karir
dengan tujuan sosialnya.Tahap ini dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang
diteliti.Individu mengorganisasi lapangan kerja yang bersumber dari
tujuan-tujuan tertentu kedalam interaksi dengan masyarakat.Selama tahap induksi
ini, seseorang mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah
dicapainya.Akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternative menjadi satu
bagian.
b.
Tahap Reformasi
Kelompok karir memberikan pengakuan dan
penerimaan sebagai anggota kelompok. Terdapat ketegasan di pihak individu di
dalam maupun di luar kelompok karir, yang diperkuat oleh kondisi baru. Terdapat
tindakan asertif dalam bentuk upaya meyakinkan orang lain agar menyesuaikan
dengan pandangan diri individu dan ke arah penerimaan yang lebih baik
terhadap tujuan yang sudah dimodifikasi. Dalam tahap ini, orientasi yang
diutamakan disesuaikan dengan penetapan tujuan yang diambilnya. Dalam tahap ini
adanya kemungkinan bahwa individu akan menyimpang arah. Contoh: keputusan karir
bisa mengalami perubahan dalam proses keputusan karir individu.
c.
Tahap Integrasi
Kompromi dalam tujuan dapat dicapai
oleh individu pada saat dia berinteraksi dengan kelompok karir. Objektivitas
self dan kelompok karir diperoleh. Terjadi identifikasi terhadap seorang
anggota kelompok karir. Kepuasan dengan suatu tindakan tercapai,
sekurang-kurangnya untuk
sementara.Dalam tahap ini, individu memelihara atau mempertahankan keputusan
yang telah diambilnya. Prospek terhadap usahanya telah menuju kepada status
dimasa mendatang dan untuk seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karir.
Contoh: individu melakukan kompromi untuk menentukan keputusan karir yang akan
diambil atau dijalani.
C.
Kekuataan dan Kelemahan
Menurut Nopina (2014) terdapat kekuatan
dan kelemahan dalam teori Tiedeman-Miller,
antara lain sebagai berikut:
1.
Kelebihan:
Meningkatnya kesadaran diri (self-awareness) sebagai
faktor yang penting dan diperlukan dalam proses pembuatan keputusan. Perhatian
diarahkan pada upaya mempengaruhi perubahan dan pertumbuhan melalui penyesuaian
terhadap kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam sistem sosial sebuah karir.
Adaptasi dengan lingkungan kerja untuk mendapatkan afiliasi yang bermakna
dengan kelompok sebaya juga mendapat penekanan. Teori ini mempunyai dampak yang
penting terhadap proses pembuatan keputusan.
2.
Kelemahan
Dukungan data empiriknya masih
sangat terbatasketiadaan instrument yang cukup untuk teori ini.
D.
Penerapan Dalam
Pelayanan Konseling Di Sekolah Dan Di Luar Sekolah
Menurut Nopina (2014) Teori Tiedeman
& O’hara dapat diaplikasikan dalam bimbingan konseling melalui proses
pengambilan keputusan karir peserta didik/klien berdasarkan:
1.
Merumuskan pilihan
karir klien yang sesuai dengan tujuan individu;
2.
Merefleksikan kemampuan, minat dan implikasi social untuk
masa depannya;
3.
Membantu klien dalam memilih satu pilihan karir yang
pasti;
4.
Konselor memberikan strategi untuk memfasilitasi
perkembangan karir ataupun penjelasan tentang proses pemilihan keputusan karir
klien dan integrasi informasi karir tentang diri konselor sehingga dapat
membantu konseli untuk memahami diri konseli;
5.
Melakukan studi mengenai perkembangan karir.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemilihan karir merupakan aspek yang
penting dalam kehidupan individu di berbagai aktivitas yang sesuai konsep
individu tentang diri klien, dimulai dari pengalaman interaksi social dan
mengidentifikasi karir yang akan diambilnya. Adanya ketidaksamaan beberapa
teori dalam peninjauan untuk melihat bagaimana teori-teori tersebut saling
berhubungan. Teori perkembangan karir ini bersifat tidak incidental akan tetapi
melalui proses belajar, hubungan relasi dan social.
B.
Saran
Teori perkembangan memiliki
kelebihan dan kelemahan sehingga konselor sebagai pengguna teori harus dapat
mengaplikasikannya dan menmilih teori yang sesuai dengan kebutuhan
pengambilan keputusan karir klien sehingga diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
menentukan pillihan karir dengan tepat.
KEPUSTAKAAN
Dewa
Ketut Sukardi. 1987. Bimbingan Karier di
Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nopina A.H.P. 2014. Teori Tiedeman-Miller.
(online). http://nopinaahpharahap.blogspot.com/2014/09/teori-Tiedeman-Miller.html; diakses
tanggal 03 Desember 2014 Pukul 13:46 WIB
Richard
S. Sharf. 1992. Applying Career
Development Theory To Counseling. California: Brooks Cole Publishing
Company).
Yanthy
Sameer. 2012. “Teori Perkembangan Karir Tiedeman dan O’hara”. (Online).http://yanthy-sameer.blogspot.com/2012/02/teori-perkembangan-karir-tiedeman.html; diakses
tanggal 03 Desember 2014 Pukul 13:48 WIB
Komentar
Posting Komentar